Segelintir orang menganggapku kuno,, Sebagian lagi menatapku aneh,, Sementara yang lain bertanya-tanya di benaknya,,
Tak apalah… Rasa hati ini aku yang tau,, Dan akan tetap kunikmati walau sendiri…
Dia begitu berkharisma,, Begitu santun dan sederhana,, Walau gurat-gurat usia terpampang jelas di wajahnya,, tapi tak menyurutkan kebersahajaannya..
Bukan, bukan sososknya yang kukagumi,, Hanya pribadinya yang mempesonaku,, Memenjaraku dalam kekaguman bertahun-tahun…
Simaklah salah satu syair lagunya yang berjudul “Elegi Esok Pagi”…
Ijinkanlah kukecup keningmu, bukan hanya ada di dalam angan
Esok pagi kau buka jendela, kan kau dapati seikat kembang merah
Dan kau tau, aku mulai bosan bercumbu dengan bayang-bayang
Bantulah aku temukan diri, menyambut pagi membuang sepi
Ijinkanlah aku kenang sejenak perjalanan
Dan biarkan kumengerti apa yang tersimpan di matamu..
Ijinkanlah aku rindu pada hitam rambutmu
Dan biarkan kubernyanyi demi hati yang risau ini…
Barangkali di tengah telaga ada tersisa butiran cinta
Dan semoga kerinduan ini bukan jadi mimpi di atas mimpi…

minjem ya om gambar-nya..
Menurutku, sosok Ebiet G.Ade adalah seorang yang romantis tapi juga lugas. Syair lagu-lagunya begitu sederhana tapi bermakna dalam. Walaupun sederhana, ketika itu dirangkai lantas membuatnya menjadi rumit. Kadang akupun gagal menyelami maknanya, tapi tetap selalu berhasil kunikmati. Itulah misteri yang disuguhkannya dalam tiap karyanya..
Lagu-lagunya pula yang setia menemaniku setiap dalam perjalanan keluar kota, dan itu sukses memaksaku merenung, memperingan setiap jengkal perjalananku. Beliau adalah legenda di hatiku, dan hanya bisa ditandingi oleh Om (alm.) Chrisye..
Salam hormat yang tak pernah pupus untuk sang legenda di hatiku, om Ebiet G.Ade…