Lelahkah kau, matahari? Berabad kau berpendar tanpa pernah alpa sekalipun..
Bosankah kau laut? Sepanjang hari hanya mencipta ombak lantas memecahkan buihnya di pantai..
Hampakah kau, awan? Sehingga kau hanya pasrah bergerak kesana kemari seturut angin membawamu..
Malukah kau bintang? Saat titik malam berpusat pada bulan dan orang memandang takjub padanya, sementara kau hanya hiasan pemanis disampingnya..
Penatkah kau gurun? Di tengah kesepianmu, hanya pada fatamorgana abadi bisa kau pahatkan kisahmu dengan sang surya..
Letihkah kau semesta? Mengemban tugas, bertaruh nyawa demi menopang semua jagat raya di pundakmu..
Marahkah kau, bumi? Diinjak berjuta-juta manusia lalu mereka menjarah habis hartamu dengan tangan tamaknya..
Dan jemukah Engkau, Tuhan? Melihat manusia bercengkrama dengan khianat, berteman dengan laknat, dimana kedegilan jadi kebanggaannya, namun mereka lupa hari-hari hidupnya berlalu buru-buru..
Maafkan kelancanganku mencoba menggambarkanMu.. Tahanlah cawan amarahMu, Tuhan..
Untuk sesaat..
Nice!! Puisinya dalem..
LikeLike
Sedalam samudera, setinggi langit di angkasa kayak cinta matinya agnezmo gak?
LikeLike
Hehe, bisa bisa… “namun mereka lupa hari-hari hidupnya berlalu buru-buru” kya prnh baca ini ayat y?
LikeLike
Iya ayat kyanya, proverbs or psalm gitu. Hehe..
LikeLike
Berpeluhkan kau, wahai empunya surga? Ketika garis keturunan itu berlutut di bawah telapak kakimu. Di kala engkau tak berjalan sesuai rencanamu. Tersilap dengan gemerlapan duniawi. Bergerilya mencari tulang rusuk yang entah di mana berada. Apakah tujuan nafas hidupmu berhembus? Adakah Sang Ilahi yang ada di relung hatimu?
#BelajarPolaKalimat yang punya blog. hehehehe
LikeLike
Iiiihh keren ron!!!! Ini lebih dalem lagi.. LIKE IT!!!
LikeLike