Pernah denger Pulau Pari? Belom??
Pernah ke sana? Denger aja belom pernah, gimana mau kesana?!? Oke, santai vroooo..

Dapet minjem dari sini gambarnya. Hehe..
Pulau Pari merupakan salah satu pulau di gugusan Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Ini tempat yang tepat bagi anda yang ingin menikmati keindahan pantai dengan dibalut ketenangan. Suasana pulaunya masih sepiiiii, sesepi kuburan cina (ngga denk!). Seperti kebanyakan pulau di Kepulauan Seribu, menyusuri pulau ini cukup dengan menggunakan sepada curian. Jalanannya sudah cukup enak untuk dilalui baik dengan berjalan kaki, ngesot, ataupun menggunakan sepeda karena jalannya sudah rapi dengan perpaduan blok-blok batu dan pasir plus beling.
“Koq disebut pulau pari, mas? Memang banyak parinya ya?”, tanyaku pada mas Arif sang guide lokal kami.
“Bukan, tapi karena pulau ini bentuknya mirip pari jika dilihat dari atas,” jawabnya.
“Ehmmm.. Udah pernah mas, liatin dari atas?”, tanyaku lagi.
“Belom neng, kata orang-orang itu juga. Hehehe..” Aiiiihh si mas koq jadi tersipu-sipu gitu..
Luasnya sekitar 40 hektare dan dihuni oleh penduduk yang hanya sekitar 800 orang, menjadikan pulau ini tidak seramai tetangganya, Pulau Pramuka atau Pulau Tidung, dimana saat weekend disana bisa dibanjiri oleh 1.500-an orang wisatawan, sedangkan di Pulau Pari ini kapasitasnya paling hanya 300 orang.

Ini foto pulaunya, minjem dari sini. Hehe.. Mirip pari ya manknya?? *nyipitin mata*
Setelah perjalanan dengan kapal tong-tong dan melewati proses rebutan tempat-ngobrol-makan-tidur-ngobrol-mual selama dua jam-an, akhirnya kapal merapat di dermaga. Ketika turun, panasnya matahari disana segera menyengat kulit. Beberapa turis Jepang dan Korea terlihat berseliweran menggunakan sepeda. Lucu banget, kayak lagi liat adegan di film-film Korea.. Kalau tidak ingat untuk menaruh barang-barang dulu mungkin saya sudah minta bonceng di salah satu sepeda mereka (oke, mulai ngayal.. fokus, fokus!!).
Bagian dari pulau ini yang paling saya suka adalah Pantai Pasir Perawan-nya yang terletak di sebelah utara pulau. Pantainya landai dan tenang, bersih, pasirnya putih lembut, serta dikelilingi hutan-hutan bakau di sekelilingnya. Ini romantis bingit, sungguh! Bikin betah.. Kita bisa berkano diantara pohon-pohon bakau itu sembari melihat ikan-ikan kecil dan kepiting yang sesekali nampak.

Ini Pantai Pasir Perawan-nya, dapet minjem juga gambarnya. Heuheu.. Aduhai sangat kan??
Filosofi tempat ini dinamakan Pantai Pasir Perawan yaitu (note: cerita berdasarkan versi mas guide yang asli orang sana), dulu ada seorang gadis yang jatuh cinta kepada seorang nelayan di Pulau Pari. Lalu keduanya menjalin kasih, hidup bahagia, dan suatu saat sang nelayan berencana meminang sang gadis sepulangnya dari melaut. Setiap hari gadis ini menunggu pujaan hatinya pulang, namun yang ditunggu-tunggu tak kunjung datang. Gadis ini selalu setia menanti kekasihnya di pantai yang ada di Pulau Pari ini, hingga akhir ajalnya. Entah apa yang terjadi dengan si nelayan, tidak ada yang tahu. Warga setempat lalu menamakan pantai ini dengan sebutan Pantai Pasir Perawan. Sedih ya?? Kata saya sih ngga, malah serem ceritanya..
Kegiatan yang tidak boleh dilewatkan saat kesini tentu saja snorkeling. Ada 4 spot snorkeling disini, hanya menurut saya yang tingkat sok taunya sudah kelewat batas bawah lautnya masih kalah dari Pulau Pramuka yang koralnya lebih berwarna-warni. Kegiatan lain selain snorkeling dan canoeing adalah hunting foto, hunting sunrise, hunting ikan (mancing), dan bersepeda. Bisa juga sih kalau mau ngitemin kulit, bisa banget malah. Ini juga salah satu niatan saya kesana, tapi koq udahnya malah jadi kayak anak pantai yang kebanyakan main layangan. Pfffftttt.. Ngga usah direncanain juga kulit item sendiri.
Ini destinasi tepat bagi anda yang hendak melarung penat dan asa dari hingar-bingar ibukota tapi dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Melarung kepala kerbau atau melarung kenangan mantan juga bisa (tsaelaaaah!!)..
Kepulauan Seribu bisa dicapai dari pelabuhan Muara Angke menggunakan kapal kayu tong-tong, dengan waktu tempuh sekitar 2 jam, harga tiketnya sekitar Rp.60.000,- pulang pergi (mungkin sekarang sudah naik) selama kurleb 2 jam. Bisa juga berangkat dari dermaga Marina Ancol menggunakan speed boat, dengan waktu tempuh kurang dari sejam. Alternatif lain yaitu dari Tangerang ataupun Muara Baru Jakarta.
So, siap melarung asa di Pulau Pari yesss?? IYESSSS!!!
Hayuuuuuuu ahhhh,,,,, hehehe
LikeLike
Hayu ah, hayu ah.. bade kamana ateuh neng?? Moal ngiring ah, teu gaduh cicis. Haha..
LikeLike
Mei mei mei Чα hehehe
LikeLike
Wkwk tenang tinggal ngambil di Bank hihihihihi…
LikeLike
Aaaahh, mei?? Beneran mau jeng??
LikeLike
Koralnya seperti apa ya kakak? maklum masih nubie…
Btw nyipitin mata?? *berpikir keras* :p
LikeLike
Nubie itu adiknya katon bagaskara ya?
Eeehh, knp anda sampai hrs berpikir keras seperti itu koko?? *geli2 sndiri gw* hahaha..
LikeLike
Anda itu siapanya koko ya? *mencoba memahami*
Mata sipit terus nyipitin mata itu bagaimana jadinya ya kak? *super kepo*
LikeLike
Gak usah mencoba memahami dan kepo, sesungguhnya semua hanya mitos belaka..
LikeLike
*ngikik* gak ada foto koprol lagi?
LikeLike
Ada tp hny utk kalangan sndiri, bukan utk konsumsi khalayak ramai. Sekian *lalu dijambak aaron*. Eh kyanya prnh ada scene kya gitu ya ron, tp dimana ya?? Ehmmm..
LikeLike
Ada kok! Di sini http://jembertraveler.com/2014/04/28/bus-wisata-keliling-jakarta/ *itung-itung lagi promo artikel baru* hahahaha…
LikeLike