Sepertinya saya harus mengucapkan banyak terima kasih kepada blog ini. Why? Karena dari blog ini saya banyak mendapat pekerjaan dan pengalaman baru, mulai dari tawaran mereview hotel, tawaran menulis buku, bisa mengenal teman-teman baru sesama blogger, bertemu teman-teman pejalan sesama pecandu piknik, sampai dipercaya untuk postingan-postingan berbayar. Karena postingan saya tentang Papua di blog ini pun, pada tanggal 7 Agustus 2020 kemarin, bertepatan dengan Hari Hutan Indonesia (pasti belum pada tau kalau 7 Agustus adalah Hari Hutan. Yakan??), saya dan 30 orang teman-teman blogger diundang oleh Blogger Perempuan Network dan EcoNusa untuk menghadiri Wonderful Papua Blogger Gathering. Tentu saja secara online, via Zoom.

Buat kalian yang mau lihat rekamannya, bisa lihat di Youtube channelnya EcoNusa
Pada acara tersebut, kami diajak untuk lebih mengenal bumi Cenderawasih ini, terutama dari sektor pariwisatanya. Tujuannya tentu saja untuk mempromosikan Papua di kancah domestik dan internasional, disamping menggaungkan kelestarian alamnya. Ahhhh, ai laik..!
Kami juga dikirimi kotak hampers lucuuu (go green pastinya) berisi buku notes, tote bag (go green juga), dan kopi Wamena Arabica, kopi organik asli Papua. Ajib banget, kan?!?

Hampers lucuuu.. sampai sayang mau dipakai

Wamena Arabica coffee in manual brew. Wangi banget aroma kopinyaaaa..

Dibuat ala Dalgona Coffee juga enakkkk!
Pada gathering ini ada 3 narasumber, yaitu:
- Bapak Bustar Maitar, CEO EcoNusa
- Bapak Kristian Sauyai, Ketua Asosiasi Homestay Raja Ampat
- Alfa Ahoren, perwakilan anak muda Papua
Berikut saya sampaikan rangkuman dari gathering tersebut ya, gaes..
Papua merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia yang terletak di ujung Timur dan mempunyai budaya yang berbeda. Hal tersebut menjadikan Papua istimewa dalam semua aspek.
Bagi anda yang belum pernah ke Papua, objek wisata yang wajib dikunjungi selain Raja Ampat adalah Danau Sentani, danau terbesar di Papua. Selain itu, melipirlah ke pegunungan Arfak untuk melihat burung Western Parotia (Bird of Ballerina). Tentu saja harus melihat juga endemik asli Papua, yaitu burung Cenderawasih. Di Papua tidak terdapat hewan-hewan besar. Hewan terbesar di Papua adalah burung Kasuari.

Tayangan video bertajuk “Magalufuk – Hutan Kami Hidup Kami”
Kalau ke Raja Ampat, disarankan untuk menginap di homestay milik warga lokal, jangan di resort, agar memberikan manfaat langsung pada perekonomian masyarakat lokal disana. Kalau resort, keuntungannya masuk ke pihak luar.
Pak Kristian selaku Ketua Homestay membeberkan kendala apa saja yang rata-rata dialami pengelola homestay disana. Yang pertama adalah kendala bahasa karena mayoritas wisatawan adalah wisatawan mancanegara. Percakapan yang terhambat karena terkendala bahasa itu seringkali membuat turis asing cepat bosan karena tidak ada interaksi. Kendala yang kedua adalah semakin banyaknya resort milik asing yang memberikan harga yang miring, hampir setara harga homestay. Kendala lainnya adalah masih kurangnya fasilitas seperti alat diving dan snorkeling. Semoga kendala ini dapat sampai ke pihak pemerintah ya.

Cool Slogan!
Mari kita sama-sama jaga kelestarian alam Papua. Jaga ekosistemnya, lestarikan kenanekaragaman hayatinya agar anak cucu kita bisa ikut menikmati. Lindungi satwa-satwanya dari perburuan liar, terutama satwa-satwa endemik.
Jaga hutan Papua agar tetap lestari. Jangan ditebangi! Nanti ekosistemnya berubah. Bukan hanya itu, masyarakat Papua juga berinteraksi erat dengan alam. Bagi saya, masyarakat Papua merepresentasikan manusia ideal yang hidup selaras dan harmoni dengan alam, karena bagi mereka alam itulah rumah ternyaman. Kalau masyarakat hilang, adat istiadat dan budayanya juga akan hilang.

Raja Ampat yang cantiknya gak kira-kira! Pic credit: Kak Robbie O. Wangke
Saya kagum dengan masyarakat Papua yang telah sejak lama turun-temurun menjaga kelestarian alamnya. Mereka tidak menebang pohon secara sembarangan dan tidak menggunakan bahan kimia ataupun material dari plastik atau besi. Salute!
Mari kita jaga dan lestarikan! Mari kawal Papua dari ‘keganasan’ dan ‘keserakahan’ pihak asing. Papua layak kita jaga dan perjuangkan, jangan sampai dieksploitasi dan ditunggangi oleh pihak-pihak lain, karena ini Papuaku, Papuamu, Papua kita!

Burung Cenderawasih, endemik asli Papua. Pic credit: Aaron Setiawan
Sampai bertemu di habitat asli, yaaa.. Saya yakin suatu hari saya akan menginjakkan kaki di tanah Papua. Belum kesana aja, udah cinta banget gini akutuh..
Oya, FYI, mulai bulan Agustus ini, Raja Ampat sudah kembali dibuka bagi wisatawan. Tentu saja setiap turis yang datang harus mematuhi prosedur dan protokol kesehatan yang berlaku. Ingat, jaga kebersihan! Jangan membawa sampah karena ini Raja Ampat, bukan raja sampah.
Semoga selalu terjaga ya keindahan alamnya
LikeLike
Amin.. betul kak. Kalau bukan kita, siapa lagi 😊
LikeLike
Pingin nyobain dalgona nya donk Kakak hehe… ^^
LikeLike
Yuk kesiniiii.. ntar dibuatin 😁😁😁
LikeLiked by 1 person
Wah… Asyiiik…🤗
LikeLike
Raja ampat destinasi impian
LikeLike
Yes, betul.. sudah ada juga di list saya dari beberapa tahun lalu. Belum kesampaian 😅
LikeLike